SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI , JANGAN LUPA TINGGALKAN PESAN. TERIMAKASIH

Rabu, 30 Maret 2011

DAFTAR GAJI BARU PNS

Daftar Gaji Baru PNS Tahun 2011 seharusnya sudah bisa diterimakan pada bulan April 2011 termasuk Kekurangan Bulan Januari, Feb dan Maret 2011. Namun karena dari daerah tidak mengusulkan maka Bulan April ini belum bisa dinikmati.
" Ini bukan kesalahan kami" Kata Dirjen Perbendaharaan.
Adapun Gaji PNS Tahun 2011 yang baru adalah sbb :

Berikut ini beberapa rincian kenaikan gaji PNS 2011 dari golongan terendah ke tertinggi:

Pegawai Golongan I a dengan masa kerja 0 tahun Rp1.175.000
Pegawai Golongan I a dengan masa kerja 10 tahun Rp1.346.800
Pegawai Golongan I a dengan masa kerja 26 tahun Rp1.675.200

Pegawai Golongan II a dengan masa kerja 0 tahun Rp1.505.400
Pegawai Golongan II a dengan masa kerja 11 tahun Rp1.749.600
Pegawai Golongan II a dengan masa kerja 21 tahun Rp2.004.900
Pegawai Golongan II a dengan masa kerja 33 tahun Rp2.361.400

Pegawai Golongan III a dengan masa kerja 0 tahun Rp1.902.300
Pegawai Golongan III a dengan masa kerja 10 tahun Rp2.180.300
Pegawai Golongan III a dengan masa kerja 20 tahun Rp2.499.000
Pegawai Golongan III a dengan masa kerja 32 tahun Rp2.943.400

Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 0 tahun Rp2.245.200
Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 10 tahun Rp2.537.300
Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 20 tahun Rp2.949.400
Pegawai Golongan IV a dengan masa kerja 32 tahun Rp3.473.900
»»  READMORE...

Jumat, 18 Maret 2011

UPPK Comal

UPPK Comal juga telah meluncurkan blogspot pada oktober yang lalu. Selamat buat guru guru di UPPK Comal. Sukses selalu

http:uppkcomal.blogspot.com
»»  READMORE...

UPPK Ulujami

UPPK Ulujami meluncurkan blogspot. Selamat dan semoga sukses serta membawa kemaslahaan bagi guru guru di UPPK Ulujami. Alamatnya juga keren http://uppkulujami.co.cc

http://uppkulujami.co.cc
»»  READMORE...

Minggu, 13 Maret 2011

Silabus dan Penilaian Kelas I SD

Silahkan buka dan dapat di Co-Pas

di sini
»»  READMORE...

Silabus Bahasa Indonesia 4a

Contoh silabus Bahasa Indonesia Kelas IV silahkan bisa di Co-Pas

di sini
»»  READMORE...

Analisa Raport

Silahkan copas form xl ini. sesuaikan dengan kebutuhan.


»»  READMORE...

Kamis, 10 Maret 2011

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

»»  READMORE...

Membuat e-mail Google

Kata Bapak Tebe, begini caranya

A. Membuat e-m@ail di mbah Google.

1. Pastikan anda sudah berada di laman google

2. Ketik www.google.com
3. klik menu select language ( di sudut kanan atas ) klik Bahasa Indonesia
4. klik tulisan Gmail di pojok kiri atas muncul halaman spt di bawah ini :

5. klik Buat Akun maka muncul halaman baru seperti pada gambar di bawah:

6. Isi kolom-kolom di atas dengan data-data Anda dan ikuti petunjukknya, jangan lupa memasukan kode yang saya beri lingkaran merah dengan benar ke dalam kotak di bawahnya,
7. klik kolom yang saya beri tanda panah merah.
8. Selanjutnya … terserah anda.
9. Jika pengisian form di atas ada yang salah (biasanya pada pengisian kolom kode captha), maka Anda harus mengulangi lagi mengisi form tersebut, tetapi jika pengisian form telah benar, maka akan tampil halaman seperti gambar di bawah ini:

10. Ya...e-mail anda siap digunakan. Oh ya,jangan lupa save account google anda siapa tau anda pelupa.
»»  READMORE...

Rabu, 09 Maret 2011

Promes Bahasa Indonesia SD Kelas I

Promes Bhs Indonesia Kelas I klik sini
»»  READMORE...

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI

silabus klik di sini

»»  READMORE...

RAKS

RAKS contohnya bisa di cops di sini.


»»  READMORE...

Hidup Terkekang

PERINGATAN !!!
JAUHKAN VIDIO KLIP INI DARI ANAK-ANAK
»»  READMORE...

Selasa, 08 Maret 2011

PINGIN NGAKAK ?

»»  READMORE...

Penulisan Nilai di Raport dengan Pensil ( Bag I )

Pagi ini cerah sekali, seperti wajah-wajah ceria anak sd bersama orang tuanya di sekolah. Ya hari ini mereka akan menerima raport semester gasal. Tampak semua rekan guru

begitu sibuk, ada yang masih membuat rangking, ada yang ngobrol ma orang tua, ada yang sudah sibuk nulis induk, wah pendek kata hari ini di sekolahku tidak ada orang nganggur. Termasuk aku yang sesaat lagi akan melaksanakan briffing. t pukul 09 briffing selesai dan semua guru bergegas ke kelas masing2 dengan bawaan yang cukup seperti buku presensi, buku nilai, raport anak2 dan admin pendukung lainnya.
Sengaja semester ini biar guru2 menghadapi orang tua, sekalian untuk sharing tentang anak didiknya. Ini model pembinaan bagi guru yang terkadang DISEPELEKAN oleh Kepala Sekolah.
Namun entah mengapa kali ini aku agak gundah. Aku tidak tega melepaskan guru guru menghadapi orang tua muridnya sendiri. Aku mencoba berjalan dari satu kelas ke kelas lainnya.
Wah kelas I dan VI sudah dialog dan tampak hidup dari curhat anak yang malas bangun sampai anak yang malas belajar.
Aku agak senang karena ternyata guru kelas I dan VI mampu membuat suasana akrab seperti sanak saudara ketika baru ketemu. Namun ketika menjelaskan raport yang akan diterima hari ini aku cemas, cemas dan cemas. Betapa tidak ?
Dari balik jendela kelas guru kelas menjelaskan bahwa raport semester gasal ini ada yang terpaksa ditulis dengan pensil. Lha Kok. Nah benar kan pasti akan menjadi tanya orang tua, mengapa dan bagaimana.
Dialog yang tadinya ramah, menyenangkan berubah menjadi tegang sebab beberapa orang tua ada yang tidak puas atas penjelasan guru tentang penulisan raport dg pensil.
Bahkan karena emosinya salah satu dari mereka berkata kalau rapot saja bisa berubah jangan2 ijazah juga bisa dirubah. Apa alasannya?
Dengan sabar si guru menjelaskan bahwa anak bapak nilainya masih dibawah kkm, nah nanti jika dalam kurun waktu sampai semester berikutnya nilainya baik maka tulisan pensil ini akan diganti dengan ballpoin tentunya setelah mendapat remidi. " Remidi kan bisa diberikan setelah test sebelum nulis raport pak guru" kejar orang yg lain. Karena terdesak maka sang guru akhirnya menjawab demi menyelamatkan diri
" Bapak Ibu ini memang perintah atasn kami, yaitu dari kepala sekolah dan kepala sekolah katanya dari pengawas masing masing"
Nah lho.. kalau sudah begini bagaimana selanjutnya ? Tunggu artikel lanjutannya. OK
Tepa
»»  READMORE...

Mempercepat kerja CPU


Kebanyakan dari anda menggunakan sistem operasi windows , Tetapi tidak semua dari Anda tahu tentang kerja tugas manajer . Ini bukan hanya jendela sederhana yang memberikan rincian tentang program-program apa berjalan , Yang pasti lebih dari itu. Anda dapat membuat PC sangat cepat, jika Anda tahu beberapa trik dasar Task Manager. Mari kita bahas sesuatu tentang tugas manajer.

Ada 3 cara untuk membuka Task Manager. Pertama Anda dapat membukanya dengan mengklik kanan task bar dan memilih tugas palungan , Jika Anda tidak melihat palung tugas yang ada maka anda PC terinfeksi virus. Kedua, Anda dapat membukanya dengan menekan ctrl + shift + Esc. Ketiga Anda bisa meluncurkan task manager dengan menekan ctrl + Alt + delete di keyboard Anda.
1 Penjelajahan Proses Anda
Hal pertama yang Anda lihat dalam Task Manager adalah tab aplikasi yang memberitahu anda aplikasi yang sedang berjalan, tetapi tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya. Untuk mengetahui apa yang benar-benar berjalan di PC Anda klik tab Processes dan periksa "Tampilkan proses dari semua pengguna", yang memberikan semua proses yang sedang berjalan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUOGKTark0JdZ2PGHoZRcZasNuMYrVDSQh5soHjSEBW3kRY-mCq4pLYKuhymaWmungC58cd97sLtXYTDKPheUAa8D8egLtaziDnXCs4wwAzP9FV1g8X-brrYZbHgZsmb-TnjMuH-m1XCY/s320/task1.JPG
2. Melihat Memori yang dipakai
Dengan Task Manager anda dapat melihat proses apa yang mengambil berapa banyak jumlah memori. Hal ini dapat sangat berguna bagi Anda jika Anda mengalami lebih sedikit memori. Anda dapat menghapus beberapa proses yang tidak diinginkan dengan mengklik kanan nama proses dan memilih tugas akhir. Hal ini akan membebaskan memori yang digunakan oleh proses tersebut, tetapi pastikan Anda tidak menghapus proses sistem, jika PC Anda mungkin shutdown. Setelah beberapa memori yang tersedia gratis akan membuat cepat PC pekerjaan Anda.
3. Diagnosa disk labrakan
Anda akan menyadari bahwa kadang-kadang hard drive anda terus meronta-ronta meskipun tidak ada-satu di PC. Untuk mencari tahu mengapa, Klik tab Processes Task Manager, kemudian klik View> Pilih Kolom, dan memeriksa I / O Read Bytes dan I / O Write Bytes. Klik OK. Kolom baru akan menunjukkan jumlah data yang dibaca atau ditulis oleh proses, yang berlaku untuk aktivitas jaringan, serta hard drive anda. Proses tersibuk akan memiliki angka terbesar, dan jika suatu proses aktif sekarang maka total yang akan centang sebagai Anda menonton.
4. Menghapus Menjalankan Proses
Jika ada proses Anda mengambil banyak memori atau menjaga CPU anda tidak perlu sibuk, maka anda dapat menghapus proses yang berjalan seperti tanpa me-reboot dengan task manager, tetapi jika proses yang penting seperti proses sistem atau proses yang penting lainnya, kemudian membunuh proses mungkin crash sistem anda atau menyebabkan beberapa hilangnya data Jadi pertama-tama kita akan mengurangi prioritas dari proses itu.. Klik kanan proses Anda CPU-memonopoli, pilih Tetapkan Prioritas> rendah, dan Windows harus segera memberikan waktu CPU lebih untuk hal-hal lain pada PC Anda. Program ini masih akan berjalan, hanya tidak boleh mengganggu aplikasi lain ke tingkat yang sama, dan mereka harus dapat diakses lagi.
Jika masih ada masalah, klik kanan proses dan pilih Set Affinity. Opsi ini memungkinkan Anda menentukan proses core CPU bisa digunakan. Jika Anda salah satu ini maka jelas bahwa inti akan tersedia untuk aplikasi lain, yang secara signifikan harus meningkatkan kinerja mereka.
5. Restart Explorer.
Kadang-kadang taskbar Anda dan desktop mungkin hilang, dalam hal ini Anda dapat mengambil bantuan tugas manajer tekan Ctrl + Shift + Esc dan tekan tab Proses untuk memeriksa diri Anda sendiri. Jika Explorer.exe tidak terdaftar kemudian klik File> New Task, ketik Explorer.exe dan klik OK untuk restart, desktop dan task bar harus kembali.
6 Menemukan Sumber Daya Sistem .
Launching Task Manager dan klik tab Performance akan mengungkapkan jumlah total RAM yang terinstal di PC Anda (cek total di kotak Memori Fisik).
7 Jaringan Monitoring pemanfaatan
Klik tab Networking Task Manager dan Anda akan melihat grafik yang melacak jaringan saat ini Anda gunakan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat berguna jika Anda suatu proses jaringan-memonopoli bahwa kebakaran secara teratur, misalnya, karena Anda akan melihat lonjakan pada tabel.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5mhRZa5Kz8rl1xtcWMCMbmsXEIjArzYvXAnUGGT6k1tujxgz2g2h6N3YPOO2RLqckBRI0vTHeGlwXP0dR2H6gNP99iiKGGm22SbTAoIY3aUD50xgDy7FLXlhAmWWi8_l0C25VElYIlvI/s320/task2.JPG
8 CPU Pemanfaatan
Peluncuran Task Manager, dan klik tab Performance untuk melihat grafik Sejarah CPU Usage Anda:. Klik View dan pilih Tampilkan Kernel Times (jadi diperiksa). Apa yang Anda sekarang akan lihat adalah garis grafik dua: satu hijau, yang mewakili total utilisasi CPU, dan satu merah, mewakili waktu dikonsumsi oleh kernel. Ketika puncak hijau yang tinggi, puncak merah rendah maka pelakunya adalah proses user mode, mungkin hanya sebuah aplikasi biasa. Tetapi jika puncak merah secara konsisten tinggi, maka yang memperlihatkan waktu CPU Anda sedang diraih oleh sesuatu di kernel, mungkin sopir, tapi mungkin juga komponen Windows, mungkin bahkan beberapa malware tertanam.
Task Manger adalah alat yang berguna Ada beberapa alat yang tersedia secara bebas lain yang mirip dengan manajer tugas,. Tapi menyediakan beberapa fasilitas lebih. Process Explorer adalah alternatif yang paling dikenal untuk task manager satu lagi yang tersedia Proses
Copas by binus hacker.
»»  READMORE...

PTK IPS

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TENTANG MENDESKRIPSIKAN KEDUDUKAN
DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA
KELAS II DI SD NEGERI 01 XXX KECAMATAN XXX KABUPATEN XXX

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan utama meningkatkan prestasi belajar siswa-siswinya. Demikian pula pada pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas II SD Negeri 01 Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Guru juga menghendaki peningkatan prestasi belajar anak didiknya. Untuk itulah berbagai upaya dilakukan oleh guru kelas II SD Negeri 01 Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar mengajar. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang ditetapkan, media yang digunakan dan lain-lain. Selain komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Melalui kegiatan pembelajaran guru dapat membantu siswa mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri, kemampuan akademis dan rasa antusias untuk mengerjakan tugas-tugas selanjutnya dalam suasana kelas yang memberi rasa aman kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengenal tingkat kemampuan, minat dan latar belakang pengalaman siswa. Kemudian secara bertahap memberikan tugas atau latihan yang akan memberikan pengalaman keberhasilan kepada siswa sehingga mereka mampu berhasil dalam tugas pelajaran.
Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Apa yang ingin dicapai melalui inovasi-inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.
Dengan melihat pengertian tersebut, guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan situasi kondusif serta memberikan motivasi dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan pembelajaran. Guru juga dituntut dapat melakukan perubahan proses pembelajaran agar situasi belajar mengajar menjadi lebih baik, sehingga hasil yang dicapai dapat meningkat.
Tingkat penguasaan materi siswa rata-rata masih rendah terbukti dari 38 siswa hanya 10 siswa (26 %) yang mencapai 70 ke atas ( KKM Ilmu Pengetahuan Sosial adalah 70 ). Banyak siswa kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran, misalnya cerita sendiri, merasa bosan dan jenuh. Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam menyebutkan kedudukan masing-masing anggota keluarga.
2. Siswa mengalami kesulitan membedakan peran masing-masing anggota keluarga.
Setelah penulis berdiskusi dengan teman sejawat dan supervisor diketahui bahwa penyebab dari masalah yang dikelola selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga yang tidak lengkap
2. Penggunaan metode yang kurang bervariasi
3. Tidak adanya kesempatan kepada siswa untuk memperagakan alat peraga yang disiapkan guru.
4. Guru tidak memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
5. Guru kurang memberikan contoh soal latihan tentang kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
6. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis yang sudah ditetapkan, penulis yang senantiasa dibantu oleh pengamat, kemudian mencari, memilih dan selanjutnya menetapkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah metode sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang kedudukan dan peran anggota keluarga?
2. Apakah dengan menggunakan alat peraga gambar berwarna dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang tentang kedudukan dan peran anggota keluarga?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Membuktikan penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Mengetahui seberapa banyak pengaruh penggunaan alat peraga gambar berwarna dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.
c. Membuktikan pemberian latihan secara intensif dapat meningkatkan pemahaman siswa.
d. Melaksanakan tugas akhir selama mengikuti pendidikan S.1 PGSD di FKIP UT.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang penulis lakukan dapat di ambil manfaat dari penelitian sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran.
b. Memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan guru.
d. Menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan pengalaman guru sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam memperbaiki pembelajaran dikelasnya.
c. Sebagai pedoman, panduan dan perbandingan dalam meningkatkan proses belajar mengajar dalam kelas.
d. Memudahkan guru dalam menyajikan materi pelajaran.
e. Sarana bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran di sekolah pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.
b. Sekolah lebih maju dan berkembang karena adanya peningkatan hasil pembelajaran.






























BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Tentang Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara langsung dari luar, dan ditandai dengan adanya proses perubahan. Banyak para ahli yang mengungkapkan pendapatnya tentang belajar, antara lain :
Menurut Arif S. Sardiman, dkk (2003 : 1) belajar adalah prose yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia bayi sampai ke liang lahat.
Menurut Syaiful Bachri Djamarah (2000 : 141) belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam beinterkasi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut Suprayekti (2003 : 5) belajar merupakan seluruh kegiatan dan tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Selain definisi di atas, ada pula yang mendefinisikan bahwa “belajar adalah berubah” (Sardiman, 1994 : 23). Maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut adalah bahwa belajar sebagai usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga membentuk suatu kecakapan, keterampilan, pengertian, sikap, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Yang jelas menyangkut semua aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli seperti tersebut di atas, maka belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha memperoleh perubahan tingkah laku menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang akan menyampaikan pesan/bahan ajar (message) kepada siswa sebagai penerima pesan (communican).
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pembelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Kegiatan pembelajaran pada dasarnya mengembangkan kemampuan psikis dan fisik serta penyesuaian sosial siswa secara utuh.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah menciptakan suatu sistem untuk mendukung terlaksananya proses belajar.
B. Prestasi Belajar
Akibat terjadinya proses belajar pada diri seseorang adalah terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan (domain) kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar.
Sementara menurut Aiken ( 1997 : 109 ) mendefiniskan prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan, keterampilan, atau capaian yang diperoleh peserta didik untuk bidang studi tertentu. Prestasi belajar seperti ini diukur melalui tes. Tes semacam itu bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga untuk mengevaluasi kefektifan suatu program pembelajaran. Oleh karena itu, skor yang diperoleh dari tes cenderung sebagai akibat dilakukannya proses pembelajaran bukan pengaruh tingkat intelegensi. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh siswa.
Dengan demikian, pretasi belajar memiliki fungsi untuk memperlihatkan sejauh mana peserta didik mampu menampilkan keterampilan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu. Prestasi belajar juga dapat berfungsi untuk memberikan rangsangan belajar, disamping fungsi yang lain lagi yakni untuk dijadikan petunjuk seberapa jauh telah terjadi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan (Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, 1989:17). Aktivitas belajar adalah segala bentuk atau kegiatan untuk melakukan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini aktivitas yang diamati oleh guru ataupun observer adalah :
1. Aktif dalam diskusi kelompok dengan timnya.
2. Aktif dalam bersosiodrama.
3. Aktif berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dalam meyelesaikan soal, tidak hanya menyerahkan tugas penyelesaian tugas soal pada seseorang anggota tim.
4. Aktif mengerjakan tugas dan lembar kerja siswa yang diberikan kepada tiap tim.
5. Aktif berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dan lembar kerja siswa.
6. Aktif bertanggung jawab agar tiap tugas dan soal yang diberikan kepada tipa individu atau tim dapat selesai dengan benar dan selesai tepat waktu.
7. Aktif berdiskusi dan bersosiodrama untuk menyelesaikan tugas.
8. Aktif berpartisipasi dalam menjawab soal dalam diskusi.
Yang perlu mendapat perhatian dari guru dalam aktivitas pembelajaran adalah agar tidak terjadi aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran seperti mengganggu teman lain.
D. Metode Sosiodrama
Keberhasilan suatu pembelajaran selain ditunjang oleh penggunaan alat peraga/media, juga dipengaruhi penggunaan metode yang tepat dan penelitian metode yang tepat oleh guru. Karena kegagalan suatu pembelajaran bisa diakibatkan oleh penggunaan metode yang tidak tepat dalam menyajikan materi kepada siswa.
Dengan memiliki pengetahuan umum mengenal sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi yang tepat.
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kompetensi Dasar mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga, penulis menggunakan metode sosiodrama.
Metode sosiodrama dan role palying dapat dikatakan sama, dan didalam pemakaian sering dislilhgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dan hubungannya dengan masalah sosial.
Tujuan yang diharapkan dengan menggunakan metode sosiodrama antara lain adalah :
1. Agar siswa dapat mengahyati dan menghargai perasaan orang lain.
2. Dapat membagi tanggung jawab.
3. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
4. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
Kelebihan metode sosiodrama :
1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga memungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4. Kerjasama antar pemain dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami oranga lain.
5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
6. Bahasa lisan siswa dapat dibna menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Kelemahan metode sosiodrama :
1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menajdi kuran kreatif.
2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukkan.
3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
4. Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan.
E. Media Gambar Berwarna
Gambar menurut Hornby (1986) adalah lukisan, sket atau gambar dari suatu obyek yang mengandung informasi dan fakta. Gambar sebagai salah satu alat peraga juga mempunyai fungsi untuk : 1) memperjelas keterangan guru, 2) memperkuat pemahaman siswa tentang pelajaran yang sedang diajarkan, 3) menarik minat siswa untuk mengikuti materi dan 4) mencegah rasa bosan siswa pada materi yang diajarkan oleh guru.
Gambar pada hakikatnya juga merupakan kumpulan dari pertanyaan yang memancing jawaban (Nawang wulan : 2000). Artinya, ketika seseorang melihat gambar maka akan timbul dalam pikirnya banyak pertanyaan yang jawabannya dapat berupa kata-kata/kalimat. Gambar juga bisa digunakan untuk melatih penguasaan kosakata (Vocabulary), dan melatih penguasaan susunan kata kalimat (structur) siswa.
Sebagai alat peraga gambar berwarna juga mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis 2) menumbuhkan daya cipta siswa dengan merangkai kata-kata menjadi suatu karangan, 3) menginformasikan kepada siswa tentang obyek, kejadian dan hubungan anatar kejadian, 4) melatih siswa mengatur alur cerita, dan 5) memudahkan siswa mengembangkan cerita
Seorang guru dapat membuat sendiri gambar berwarna yang akan diperlihatkan, atau mengambilnya dari buku, majalah, koran dan sumber lain. Gambar berwarna yang dibuat sendiri oleh guru akan lebih efektif penggunaannya karena telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan siswa dan materi yang diajarkan.











BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas II SD Negeri 01 Rowosari, Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Jumlah siswa kelas II ada 38, terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Secara rinci pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan siklus berulang adalah sebagai berikut:
a. Tanggal 27 Januari 2010 konsultasi dan diskusi dengan supervisor tentang menyusun RPP, Identifikasi, dan Lembar Observasi.
b. Tanggal 14 Februari 2010 pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
c. Tanggal 16 Februari 2010 penyusunan laporan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Tanggal 17 Februari 2010 pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
e. Tanggal 19 Februari 2010 penyusunan laporan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
SD Negeri 01 Rowosari terletak daerah perkotaan tepatnya di Jalan Raya Ulujami Barat No. 114 Pemalang. Sekolah ini berada tepat di tepi jalan pantura sehingga suara kendaraan yang berlalu lalang sangat mengganggu dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Desa Rowosari merupakan salah satu desa di kawasan pantai utara Jawa Tengah (Pantura). Desa ini dilalui jalan pantura yang merupakan jalan nasional. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai PNS, pedagang, buruh konveksi, dan hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian karena di desa Rowosari lahan untuk pertanian sangat sempit. Taraf pendidikan masyarakat desa Rowosari sangat beragam, ada yang berpendidikan rendah dan ada juga yang mengenyam sampai pendidikan tinggi. Masyarakat Rowosari berasal dari berbagai kalangan baik dari ekonomi rendah sampai ekonomi sedang, bahkan banyak yang berasal dari kalangan mampu. Karena sebagian besar masyarakatnya bekerja di sentra konveksi yang sudah terkenal sampai ke luar daerah. Banyak diantara masyarakat bekerja sebagi buruh konveksi, mereka bekerja pada bos-bos ari berasal dari kalangan konveksi.
Masyarakat Rowosari adalah masyarakat yang religius, selain sekolah umum sore harinya siswa-siswi SDN 01 Rowosari bersekolah dimadrasah. Kemudian malamnya mereka mengaji di musholla setelah sholat maghrib.
B. Diskripsi Perbaikan Pembelajaran Per Siklus
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan melibatkan teman sejawat yaitu Siti Hartatik dan supervisor Drs. Solikhul Waji, DP, M. Pd.
1. Pra Siklus
a. Perencanaan
1) Meminta izin kepala sekolah.
2) Membuat rencana pembelajaran.
3) Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat.
4) Melaksanakan rencana pembelajaran
5) Mengadakan dialog dengan teman sejawat
b. Pelaksanaan
1. Pra Kegiatan
a. Guru dan siswa berdo’a bersama
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Guru mengkondisikan kelas
2. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Satu-satu”.
Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua aku sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu dua tiga sayang semuanya.
b. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan lagu yang dinyanyikan.
Misal : Ada berapa jumlah anggota keluarga kalian ?
Ayo sebutkan ?
c. Guru menginformasikan materi pelajaran.
3. Kegiatan Inti
a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Secara individual siswa bertanya jawab tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
c. Setelah melakukan diskusi kelompok siswa dapat menunjukkan kedudukan dan peran anggota keluarga.
4. Kegiatan Akhir
a. Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru.
b. Guru mengadakan evaluasi
c. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi
d. Guru memberi motivasi siswa supaya belajar di rumah dengan rajin.
c. Pengamatan (evaluasi)
Fokus Observasi :
1) Penyediaan buku suku sumber : ada, tetapi tidak lengkap.
2) Penyediaan alat peraga ada tetapi kurang relevan.
3) Penyampaian informasi awal yang tentang materi yang dibahas : ada.
4) Pelaksanaan apersepsi : ada.
5) Penggunaan alat peraga secara optimal : tidak optimal.
6) Penggunaan metode yang bervariasi : ya bervariasi, tetapi kurang relevan dengan materi.
7) Menyampaikan kesimpulan materi : ya ada.
8) Pelaksanaan evaluasi : ada.
9) Menilai hasil evaluasi : ada.
10) Menganalisis hasil evaluasi : ya ada.
d. Refleksi
Setelah diadakan refleksi terhadap perolehan hasil perbaikan pada pra siklus ternyata pelaksanaan pembelajaran masih terdapat banyak kelemahan antara lain :
1) Penjelasan materi kurang sistematis.
2) Kurang memberi kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.
3) Kurang memberikan motivasi kepada siswa.
4) Penggunaan metode yang kurang tepat sehingga siswa kurang dalam memahami materi pelajaran.
5) Penggunaan alat peraga yang kurang relevan sehingga aktivitas siswa dalam belajar rendah.
6) Siswa tidak antusias dan kurang tertarik untuk belajar.
Dilihat dari perolehan tes, ternyata banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteia ketuntasan minimal dan aktivitas belajar rendah. Oleh karena itu, penulis menganggap bahwa masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Sehingga penulis memutuskan mengadakan perbaikan pada siklus I dengan mengfokuskan pada penyampaian materi pelajaran yang lebih sistematis, penggunaan metode yang lebih tepat dan bervariasi, penggunaan alat peraga yang relevan dan menarik perhatian siswa, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas, dan lebih banyak memberikan motivasi kepada siswa agar aktivitas siswa dalam belajar materi Ilmu Pengetahuan Sosial tinggi
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Meminta izin kepada kepala sekolah.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan menambahkan kegiatan perbaikan.
3) Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat.
4) Melaksanakan rencana pembelajaran.
5) Mengadakan dialog dengan teman sejawat.
6) Konsultasi dengan supervisor.
b. Pelaksanaan
1. Pra Kegiatan
a. Guru dan siswa berdo’a bersama
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Guru mengkondisikan kelas
2. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Satu-satu”.
Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua aku sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu dua tiga sayang semuanya.
b. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan lagu yang dinyanyikan.
Misal : Ada berapa jumlah anggota keluarga kalian?
Ayo sebutkan?
c. Guru menginformasikan materi pelajaran.

3. Kegiatan Inti
a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Secara individual siswa bertanya jawab tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
c. Setelah melakukan diskusi kelompok siswa dapat menunjukkan kedudukan dan peran anggota keluarga.
4. Kegiatan Perbaikan.
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru melalui alat peraga gambar berwarna tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Guru membimbing siswa mengamati alat peraga gambar berwarna tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
c. Guru menjelaskan materi kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
d. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru
e. Setelah mencatat siswa kemudian secara berkelompok bermain drama tentang kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
f. Siswa menghayati masing-masing peran sebagai anggota keluarga.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
h. Guru memberikan soal-soal latihan tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
4. Kegiatan Akhir
a. Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru.
b. Guru mengadakan evaluasi
c. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi
d. Guru memberi motivasi siswa supaya belajar di rumah dengan rajin.
c. Pengamatan (observasi)
Fokus observasi :
1) Peningkatan prestasi belajar melalui metode sosiodama : ada.
2) Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui penggunaan media gambar berwarna : ya ada, relevan.
3) Penyediaan buku sumber : ya ada, lengkap.
4) Penyedian alat peraga : ada.
5) Penyampaian informasi awal tentang materi yang dibahas : ada.
6) Pelaksanaan apersepsi : ada
7) Penggunaan alat peraga secara optimal : ya ada.
8) Penggunaan metode yang bervariasi : ya.
9) Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran : ya.
10) Pelaksanaan evaluasi : ya.
11) Menilai hasilk evaluasi : ya.
12) Menganalisis nilai hasil evaluasi : ya ada.
d. Refleksi
Melalui refleksi dan diskusi tentang hasil perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siklus I pada dasarnya sudah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, tetapi berdasarkan analisis, hasil latihan kebanyakan siswa masih keliru dalam menunjukkan kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga. Untuk itu penulis memandang masih perlu melaksanakan perbaikan siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Meminta izin kepada kepala sekolah.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan menambahkan kegiatan perbaikan.
3) Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat.
4) Melaksanakan rencana pembelajaran.
5) Mengadakan dialog dengan teman sejawat.
6) Konsultasi dengan supervisor.
b. Pelaksanaan
1. Pra Kegiatan
a. Guru dan siswa berdo’a bersama
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menyiapkan alat-alat pelajaran.
d. Guru mengkondisikan kelas

2. Kegiatan Awal
a. Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Satu-satu”.
Satu-satu aku sayang ibu
Dua-dua aku sayang ayah
Tiga-tiga sayang adik kakak
Satu dua tiga sayang semuanya.
b. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan lagu yang dinyanyikan.
Misal : Ada berapa jumlah anggota keluarga kalian?
Ayo sebutkan?
c. Guru menginformasikan materi pelajaran.
3. Kegiatan Inti
a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Secara individual siswa bertanya jawab tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
c. Setelah melakukan diskusi kelompok siswa dapat menunjukkan kedudukan dan peran anggota keluarga.
4. Kegiatan Perbaikan.
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru melalui alat peraga gambar berwarna tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Guru membimbing siswa mengamati alat peraga gambar berwarna tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
c. Guru menjelaskan materi kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
d. Siswa mencatat materi yang disampaikan guru
e. Setelah mencatat siswa kemudian secara berkelompok bermain drama tentang kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga.
f. Siswa menghayati masing-masing peran sebagai anggota keluarga.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
h. Guru memberikan soal-soal latihan tentang kedudukan dan peran anggota keluarga.
4. Kegiatan Akhir
e. Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru.
f. Guru mengadakan evaluasi
g. Guru menilai dan menganalisis hasil evaluasi
h. Guru memberi motivasi siswa supaya belajar di rumah dengan rajin.
c. Pengamatan (observasi)
Fokus Observasi :
1) Peningkatan prestasi belajar melalui metode Sosiodrama : ada.
2) Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui penggunaan media gambar berwarna : ya ada, relevan.
d. Refleksi
Setelah diadakannya perbaikan pada siklus II, siswa mengalami kemajuan hasil belajar yang cukup memuaskan. Prestasi siswa diatas KKM. Sedangkan dalam aktivitas belajar, hampir seluruh siswa aktif dalam proses belajar.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa untuk pembahasan materi ”Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga”dapat dikatakan tuntas.
















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per siklus
Penulis melakukan penelitian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian pada masing-masing siklus mencakup penilaian aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa setelah selesai pelaksanaan perbaikan pembelajaran
1. Prestasi Belajar Siswa
a. Rekapitulasi Belajar Prestasi Belajar Siswa
Hasil tes formatif dari 38 siswa kelas II dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga” sebelum perbaikan pembelajaran (pra siklus), perbaikan pembelajaran siklus I, dan perbaikan pembelajaran siklus II dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1
Hasil Tes Formatif Kelas II
Mata pelajaran IPS

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Ket
1 Muhammad Ghufron 50 65 85
2 Muhammad Ziddan 55 70 75
3 Ovi Setyaji 65 75 80
4 Febriyani Puji Lestari 45 65 70
5 Muhammad Sodikon 75 80 90
6 Ninok Rejeki Amalia 30 60 65
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Ket
7 Slamet Tarmudi 55 70 80
8 Adinda Anugrah Illahi 80 85 100
9 Alfiyani Riski Riskiyanti 50 70 80
10 Alvin Satrio Wibowo 70 80 95
11 Angga Rizaldi 45 65 70
12 Arum Dwi Nanda 75 85 90
13 Bekti Syukur Fandila Rahman 60 75 80
14 Diky Hafizh Zulfahri 55 60 70
15 Eka Nurmala Sari 65 70 70
16 Elsyifa Riza Amanda 70 75 80
17 Hani Am Maria 40 50 65
18 Hasbi Maulana 35 50 65
19 Hasnah Akhlaqul Karimah 55 75 95
20 Izzatul Jannah 45 65 75
21 Khoirul Huda 60 70 85
22 M. Dimas Putra Pratama 70 75 85
23 M. Firman Sepriyanto 50 65 70
24 Muhammad Hafid Aulia 65 70 80
25 Mochamad Ilham Wibisono 30 50 70
26 Muhammad Nur Fajri 45 55 70
27 M. Ziddan Surya Putra 55 60 70
28 Mirza Zakaria 60 70 85
29 Muhammad Abdul Aziz 55 60 75
30 Reza Adhi Prastya 70 80 95
31 Rico Ilmi Ardiansyah 75 80 90
32 Riski Firmansyah Sikumbang 80 85 100
33 Risna Kharisma 80 90 100

No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II Ket
34 Rizky Sigit Pangestu 50 60 70
35 Tyas Putri Utami 40 65 75
36 Uut Muliani 45 55 70
37 Wahyu Romadhon 45 70 95
38 Yahya Malik Firmansyach 50 70 75
Jumlah 2145 2620 3040
Rata-rata 56,44 68,95 80


b. Grafik Prestasi belajar Siswa
Grafik Prosentase Prestasi Belajar Siswa Kelas II Semester 2 SD Negeri 01 Rowosari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Grafik 1
Hasil Tes Formatif Kelas II
Mata pelajaran IPS










Berdasarkan analisis hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, sebelum adanya perbaikan pembelajaran (pra siklus) tercatat 28 siswa dari 38 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 dengan nilai terendah 30 dan nilai rata-rata 56,44. Namun setelah adanya perbaikan pembelajaran siklus I, siswa yang mencapai nilai 70 semakin bertambah dengan rata-rata kelas 68,95 pada siklus II siswa yang mencapai nilai diatas 70 semakin bertambah dengan rata-rata kelas 80.
2). Aktifitas Belajar Siswa
Untuk memperbaiki pembelajaran Ilimu Pengetahuan Alam pada siklus I penulis melakukan berbagai kegiatan, antara lain memotivasi belajar siswa, menggunakan alat peraga / media pembelajaran yang sesuai dan menarik, menggunakan berbagai macam metode (variatif), mendorong siswa untuk bertanya, mendemonstrasikan penggunaan alat peraga, memberikan soal-soal latihan, dan membimbing siswa untuk menguasai konsep yang diajarkan.
a. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa
Aktifitas siswa pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran Pengetahuan Sosial (IPS), sebelum perbaikan (pra siklus), siklus I maupun siklus II dapat dilihat tabel 2 sebagai berikut:




Tabel 2
Aktifitas Siswa Kelas II Pada Perbaikan Pembelajaran IPS

No Aspek Yang Diamati Pra Siklus Siklus I Siklus II Jml Rata2
1 Pra KBM
a. Berdo’a bersama 90 % 100 % 100 % 290 % 97 %
b. Mengabsen siswa 90 % 100 % 100 % 300 % 100 %
c. Mengkondisikan siswa 60 % 80 % 100 % 240 % 80 %
2 Kegiatan Awal
Guru menanyakan informasi awal yang diketahui siswa tentang anggota keluarga 50 % 70 % 95 % 215 % 72 %
3 Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan kedudukan dan peran anggota keluarga 40 % 50 % 80 % 170 % 57 %
b. Saat tanya jawab 40 % 60 % 80 % 195 % 65 %
4 Kegiatan Perbaikan
a. Saat sosiodrama 60 % 90 % 100 % 250 % 83 %
b. Saat latihan soal 60 % 80 % 95 % 235 % 78 %
c. Saat mengoreksi hasil latihan 60 % 90 % 100 % 250 % 83 %
5 Kegiatan Akhir
a. Saat menyimpulkan materi 60 % 80 % 100 % 240 % 80 %
b. Saat mengerjakan tes akhir 60 % 80 % 100 % 250 % 83 %
c. saat mengoreksi latihan 70 % 80 % 100 % 250 % 83 %
6 Kesan umum 70 % 90 % 100 % 260 % 87 %
Jumlah 810 % 1050% 1250% 2905% 1048%
Rata-rata 62 % 80.77% 96 % 223 % 80.62%

Keterangan :
- Aktifitas tinggi 80 % - 100 %
- Aktifitas sedang 60 % - 79 %
- Aktifitas rendah < 60 %b. Grafik Aktivitas Belajar SiswaGrafik Prosentase Aktivitas Siswa Kelas II Semester 2 SDN 01 Rowosari Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Grafik 2 Aktivitas Belajar Siswa Kelas II Mata pelajaran IPS Hasil refleksi terhadap hasil proses perbaikan pembelajaran dan hasil observasi yang dilakukan pengamat tercatat hal-hal sebagai berikut: Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran (pra siklus) Ilmu Pengetahuan Alam, tingkat kegairahan dan keberanian siswa tergolong rendah yaitu hanya 62 %. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru. Namun setelah perbaikan pembelajaran siklus I, kegairahan dan keberanian siswa dalam pembelajaran meningkat menjadi 80,77% siswa terlihat aktif dan antusias dalam pembelajaran, 60% siswa menjawab pertanyaan guru, 80% siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru. Pada siklus II siswa aktivitas siswa semakin bertambah menjadi 96 %.B. Pembahasan dari Setiap Siklus1. Pra Siklusa. Prestasi Belajar SiswaBerdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kompetensi dasar “mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga” dari 38 siswa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ( KKM yang ditetapkan 70 ) dengan prosentase sebagai berikut 0-69 sebanyak 29 anak ( 76,32 % ) dan 70-100 sebanyak 9 anak (23,68 %). Rendahnya prestasi belajar siswa pada pra siklus dikarenakan guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat.b. Aktifitas Belajar SiswaAktivitas belajar siswa masih tergolong rendah karena tingkat keaktifan siswa hanya 62 %. Rendahnya aktifitas siswa ini disebabkan karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat2. Siklus Ia. Prestasi Belajar SiswaBerdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kompetensi dasar “mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga” dari 38 siswa masih banyak juga siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dengan prosentase sebagai berikut : 0-69 sebanyak 16 anak (42,11 %) dan 70-100 sebanyak 22 anak (57,89 %). Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM disebabkan karena guru kurang siap dalam menyampaikan pembelajaran walaupun sudah menggunakan metode yang tepat yaitu metode Sosiodrama.b. Aktifitas Belajar SiswaDalam hal aktivitas belajar, siswa banyak mengalami kemajuan dari 62 % menjadi 80,77 % hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan media pembelajaran yang sudah tepat yaitu mengunakan media gambar berwarna tentang anggota keluarga.3. Siklus IIa. Prestasi Belajar SiswaBerdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kompetensi dasar “mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga” dari 38 siswa telah banyak siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dengan prosentase sebagai berikut : 0-69 % sebanyak 3 anak (7,90%) dan 70-100 sebanyak 35 anak ( 92, 10 % ), dalam hal ini pembelajaran dikatakan tuntas. Ketuntasan dalam pembelajaran IPS ini dsebabkan karena guru sudah siap dalam menggunakan metode sosiodrama.b. Aktifitas Belajar SiswaDalam hal aktifitas belajar, siswa banyak mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari pra siklus 62 %, siklus I 80,77 % sedangkan siklus II-nya 96 %. Peningkatan aktifitas belajar ini dikarenakan guru siap dalam menggunakan metode gambar berwarna dan siap dalam menjelaskan setiap gambar yang pajang didepan kelas.BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis data perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Kompetensi Dasar “ Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga ” melalui metode Sosiodrama dapat disimpulkan :1. Metode Sosiodrama dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti bahwa pada pra siklus nilai rata-ratanya 56,44, pada siklus I 68,95, dan meningkat lagi menjadi 80.2. Media gambar berwarna dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hali ini terbukti dari aktivitas siswa pada pra siklus 62 %, siklus II 80.77 %, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 96 %.B. Saran1. Bagi siswaa. Diharapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran selalu terlibat secara aktif.b. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok hendaknya secara individu siswa berani menyampaikan pendapatnya dan mau bekerja sama dalam kelompoknya.2. Bagi gurua. Menggunakan metode yang bervariasi dan memilih metode yang sesuai dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.b. Memilih media yang sesuai dan terampil menggunakan media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.c. Mencoba menggunakan metode Sosiodrama pada mata pelajaran selain Ilmu Pengetahuan Sosial.3. Bagi sekolaha. Diharapakan sekolah menfasilitasi pelaksanaan kegiatan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) agar guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya.b. Ikut berperan aktif dan bekerja sama dengan guru membangun kolaborasi demi kelancaran pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian tindakan Kelas ( PTK ).DAFTAR PUSTAKAArif S. Sadiman, dkk, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta, PT Raja Grafindo PersadaArikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, PT Bumi AksaraDepartemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA, Departemen Pendidikan NasionalHernawan, Asep Herry, 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta, Universita TerbukaMikarsa, Hera Lestari, 2007. Pendidikan Anak di SD. Universitas TerbukaSantoso, Puji. 2004. Materi pokok dan pembelajaran bahasa Indonesia. Jakarta, Universitas TerbukaSuciati, 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta, Universitas TerbukaSuprayekti, 2003. Interkasi Belajar Mengajar. Jakarta, Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga KependidikanSyaiful Bachri Djamarah, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta, Rineka CiptaWardani, I.G.A.K Wihardit, Noehi Nasution H, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka
»»  READMORE...

PTK IPA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
MATA PELAJARAN IPA


MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMEN DAN MEDIA RANGKAINAN LISTRIK
DI SD NEGERI XXX KELAS VI SEMESTER II
KECAMATAN XXX KABUPATEN XXX


















iv
MOTTO

1. Kesuksesan tidak tergantung pada waktu, tempat, dan keadaan, tetapi terletak pada diri seseorang. ( Charles B. Rouss )
2. Kepuasan terletak pada usaha bukan pada hasil. Uasaha keras adalah kemenangan yang hakiki. ( Mahatma Gandhi )
3. Ilmu tanpa agama adlah buta, dan sebaliknya agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh. ( Einstein )
4.Bekerjalah untuk urusan duniamu aeolah-olah kau hidup selamanya, dan beribadahlah untuk urusan akhiratmu seolah-olah kau akan mati besok
( Al - Hadits )














v
PERSEMBAHAN

Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) melalui penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini, penulis persembahkan kepada :

1. Para Dosenku yang terhormat semoga berkenan dihati

2. Istriku tercinta yang selalu memberi semangat demi keberhasilan dan kesuksesan

3. Anaku tersayang yang senantiasa berdo’a untuk keberhasilan ayahndanya

4. Teman-teman Mahasiswa S.1 PGSD Universitas Terbuka (UPBJJ) 42 Semarang Pokjar Ulujami Kabupaten Pemalang














vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT atas rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga laporan ini telah berhasil penulis selesaikan.
1. Laporan ini penulis susun dan ajukan untuk menyelesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program Strata 1 FKIP Universitas Terbuka.
Penulis yakin tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, laporan ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Suwito, S.Pd, selaku Kepala Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan Ulujami yang telah memberi izin dalam pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas.
2. Drs. Solikhul Waji D.P, M.Pd, dosen pengampu, sekaligus pembimbing yang dengan penuh kesabaran, memberikan materi, arahan, saran, serta petunjuk selama penyusunan laporan ini.
3. Wuri Setiani, A.Ma, selaku teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat PTK, yang telah meresume kekurangan-kekurangan dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan kepada penulis, sehingga laporan ini dapat tersusun.




vii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik serta saran -saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami, amin.

Semarang, 10 Februari 2010
Penulis


MUSA’IDIN
NIM 817358309


















viii








BAGIAN : 1
ILMU PENGETAHUAN ALAM














BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pengajaran IPA banyak guru yang mengeluh, karena rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pelajaran IPA. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan so’al-so’al ulangan umum maupun ulangan harian. Padahal dalam kenyataannya, pelaksanaan proses pembelajaran dikelas biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu berupa latihan so’al. Tetapi dalam pelaksanaannya latihan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pelajaran IPA. Setelah peneliti mengadakan pengkajian dalam proses pembelajaran IPA di SD 04 Pagergunung di kelas VI salah satu penyebab siswa tidak mampu mengerjakan konsep soal IPA adalah kurangnya media yang digunakan dalam proses pembelajaran Penerapan metode yang tidak sesuai dengan materi juga penyebab lemahnya siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu adanya media yang bisa membantu dalam proses pembelajaran, sehingga bisa tercapai proses dan hasil pembelajaran yang maksimal. Kelemahan tersebut bisa kita atasi dengan adanya media / alat yang bisa membantu dalam proses kegiatan pembelajaran seperti rangkaian listrik. Selain itu guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam menggunakan media, akibatnya siswa tidak termotivasi dan merasa terbebani dalam pembelajaran IPA terutama pada

1
Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik. Oleh karena itu perlu diciptakan formula baru dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media / alat berupa rangkaian listrik agar siswa lebih tertarik dan termotivasi belajar, serta bisa mengerjakan so’al-so’al IPA sehingga kemampuan siswa dalam menerapkan konsep Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik dapat meningkat.
Dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar umumnya menganut sistem guru kelas , setiap guru mengajarkan semua mata pelajaran, kecuali pendidikan agama, olah raga dan muatan lokal tertentu pada kelas binaannya Jumlah siswa dalam satu kelas rata-rata 20 anak dengan karakteristik berbeda. Fenomina ini menunjukan betapa pentingnya ketrampilan mengorganisasi siswa agar mereka dapat belajar. Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain atau kenyataan disekitar sekolah. Hal ini menunjukan betapa pentingnya ketrampilan yang dimiliki oleh guru untuk mengolah pesan. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan kognitif, efektif dan ketrampilan siswa. Kemampuan-kemampuan tersebut dikembangkan bersama dengan perolehan pengalaman belajar sesuatu. Dengan menghadapi sejumlah siswa, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan siswa, dan proses perolehan pengalaman maka menurut Dimyati dan Mudjono, (2007) “ Setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran “ (hal 74). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kerangka acuan yang dianut seorang guru dalam praktik pembelajaran yang dilakukan melalui pengorganisasian siswa dan pengolahan pesan untuk mencapai sasaran belajar berupa peningkatan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor serta kepribadian siswa secara keseluruhan. Di SD Negeri 04 Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik merupakan materi yang belum dikuasai siswa kelas VI secara tuntas. Hal ini ditunjukan pada nilai rata-rata kelas pada hasil ulangan yaitu 70,60 dari 19 siswa memperoleh nilai ulangan kurang dari KKM. Ini berarti 58 % siswa belum mencapai penguasaan materi pelajaran secara tuntas.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disamping bertujuan memperbaiki pembelajaran juga bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD 4501 pada program S1 PGSD. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 siklus PTK Pada siklus 1 mata pelajaran IPA dengan materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran, penguasaan siswa terhadap materi hanya 42 %. Pada siklus 1 ada peningkatan menjadi 79 % bahkan pada siklus II siswa telah menguasai materi Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul dalam usaha meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 04 Pagergunung tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik antara lain :
1. Apakah dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik ?
2. Apakah dengan menggunakan media rangkaian listrik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa ?
C. Tujuan Perbaikan
Dari uraian latar belakang diatas, dirumuskan tujuan penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu :
1. Untuk hasil pembelajaran
Dengan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA diharapkan dapat :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa terutama mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
b. Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA
2. Untuk Siswa
Dengan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA diharapkan dapat :
a. Siswa dapat menyebutkan gunanya energi listrik
b. Siswa dapat menjelaskan Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
c. Siswa dapat memberi contoh bahaya pengguna energi listrik.
3. Untuk Guru
Dengan perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA diharapkan dapat :
a. Guru mempunyai kemampuan merumusakan masalah pembelajaran disekolah.
b. Guru mampu memecahkan pembelajaran disekolah
c. Guru mempunyai kemampuan membuat laporan hasil penelitian
d. Guru mampu menggunakan alat-alat IPA (contoh : KIT IPA, Torso dll)
D. Manfaat Perbaikan
a. Untuk siswa
1. Lebih senang dalam mengikuti pembelajaran IPA
2. Mengatasi tingkat kesulitan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
IPA kelas VI terutama mengenai materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
3. Meningkatkan hasil belajar siswa
b. Untuk guru
1. Menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam proses
belajar mengajar
2. Dapat meningkatkan kinerja dan profesionalismenya
3. Membantu siswa dalam mengerjakan soal khususnya perhitungan
c. Untuk Lembaga
a. Sekolah
Penelitihan ini memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan proses hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.
b. Pendidikan
Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang muaranya pada peningkatan mutu pendidikan pada umumnya .



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya tujuan kegiatan perubahan tingkah laku , baik yang menyangkut perubahan ketrampilan maupun sikap, bahkan sampai meliputi segenap organisme atau pribadi.
Belajar mengajar selaku suatu system intruksional mengacu kepada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi .Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerja sama . Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen tertentu saja, tetapi harus memperhatikan komponen secara keseluruhan
Pembelajaran menurut Hamalik. (2007) menerangkan “Pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” ( Hal. 63 ). Secara rinci unsur –unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Manusia yang terlibat dalam system pembelajaran antara lain : guru, peserta
didik, dan tenaga pendidikan lainnya .
2) Material lebih merupakan bahan –bahan yang secara langsung membantu proses pembelajaran seperti : buku, alat peraga, media pembelajaran, dan sebagainya .
3) Fasilitas dan perlengkapan adalah segala hal dikatagorikan saran yang menunjang langsung proses pendidikan seperti, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
4) Prosedur meliputi metode, pendekatan atau strategi serta cara-cara sistimatis dari mulai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Pembelajarn pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antar guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional merupakan bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak –pihak yang terkait dalam proses pembelajaran .
2. Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan pembelajaran ditujuan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Kita mengakui bahwa salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetap guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut :
1). Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2). Prilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaan khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi ( hasil ) belajar yang telah dicapai.
Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1). Istimewa / maksimal : apabila seluruh materi pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa
2). Baik sekali /optimal : apabila sebagian besar ( 76% s.d 99% ) materi pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
3). Kurang : apabila materi pelajaran yang diajatkan kurang dari 6% dikuasai oleh siswa
3. Pembelajaran IPA
Dalam pengajaran IPA banyak guru mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep IPA. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal- soal dan rendahnya prestasi belajar siswa (nilai)
Baik dalam ulangan harian . Pembelajaran IPA tentang perpindahan perubahan energi listrik dengan menggunakan metode eksperimen dan media rangkaian listrik diharapkan merupakan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan pelajaran IPA. Menurut PPGM ( 1999:5-6)
Dijelaskan bahwa : 1) adanya korelasi positif antara kemampuan membentuk soal dan kemampuan membentuk masalah ,2) latihan membentuk soal merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam membentuk soal, guru perlu memberikan beberapa contoh dengan cara sebagai berikut PPGM(1999:5-6)
1). Membentuk soal dari soal yang sudah ada, atau memperluas soal yang sudah ada
2). Membentuk soal dari situasi atau gambar dimajalah/ surat kabar, atau membuat soal mengenai benda-benda konkrit yang dapat dikotak katik
3). Membentuk soal terbuka
4). Membentuk sebuah soal yang mirip tetapi dengan taraf kesulitan yang berbeda dan bervariasi
4. Bakat dan Kreatifitas anak SD
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secar efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya ( Krapp, Hidi, dan Renninger,1996 ). Di lain pihak jika kepuasan berkurang maka minat seseorangpun akan berkurang .Bakat adalah kondisi didalam diri seseoarng yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus 9 Sarwono : 1986 ). Bakat merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan
karena tanpa latihan dan pengembangan maka bakat yang ada dalam diri sesearang tidak akan terwujud.
Kreatifitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran , keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir ,serta kemampuan untuk mengelaborasi (memperkaya , mengembangkan dan memerinci) suatu gagasan ( Utami munandar: 1987 ) .Kreatifitas menurut konsep pendekatan 4P, merupakan pendekatan yang melihat kreatifitas dari segi pribadi pendorong ( press) , proses dan produk kreatifitas . Sebagai pribadi menunjukkan bahwa kreatifitas dimiliki setiap orang,namun dalam kadar yang berbeda-beda . Sebagai pendorong ( press) diartikan dalam lingkungan agar kreatifitas dapat terwujud . Proses adalah suatu yang diperlukan untuk melihat bagaimana suatu hasil kreatif dapat dicapai. Produk menunjukkan bahwa setiap hasil kreatif seseoarng diharapkan dapat dinikmati lingkungan , dan yang terpenting bahwa hasil kreatif seseorang juga harus bermakna bagi yang bersangkutan (Utami Munandar, 1999 dan Rosemini 2000 )
5. Peran Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Banyak peran yang dimainkan oleh guru dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang efektif . Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam menjalankan tugasnya sebagai fasilitator, ada dua tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran uang efektif. Kedua tugas tersebut adalah sebagai pengelola pembelajaran ( instructor/pengajar) dan sebagai pengelola kelas (manager) .Sebagai pembelajaran, guru bertugas untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas, guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pada saat guru memainkan perannya sebagai pengajar, guru juga memainkan perannya sebagai manager ( Wrigt :1991) agar siswa mau memperhatikan penjelasan, guru hendaknya menunjukkan semangat dalam menyampaikan informasi tersebut ( sebagai manager ).
1) Peran Guru Sebagai Pengajar ( Instructor )
Sebagai pengajar, guru dituntut ,menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam melaksakan tugasnya sebagai pengajar, guru harus memainkan berbagai peran, diantaranya sebagai manusia sumber, komunikator, mediator,pembimbing dan penilai .
Sebagai manusia sumber, guru dituntut untuk memiliki segala informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran . Peran guru sebagai manusia sumber masih menjadi sorotan utama masyarakat. Masyarakat, termasuk siswa, menganggap bahwa apa yang ditanyakan akan selalu dapat dijawab oleh guru. Kenyataan ini menurut guru untuk menguasai materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya .
Dalam kaitannya dengan perannya sebagai manusia sumber, guru juga harus mampu menyampaikan informasi denga tepat sehingga informasi tersebut dapat dipahami oleh siswa ( sebagai komunikator ) .Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa . Berkenaan dengan itu, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat ( Slavin, 1991.Dalam modul belajar dan pembelajaran 2, hal 5.26)
Perhatian siswa akan terbagi bahkan bisa hilang apabila materi pelajaran dibahas cara yang monoton. Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi agar siswa terlihat aktif dalan pembelajaran .
2 ) Peran Guru Sebagai Pengarah ( Moderator )
Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, guru hendaknya melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran baik melalui kegiatan tanya jawab maupun melalui kegiatan kelompok, diskusi atau kerja kelompok. Dalam kegiatan semacam ini guru dituntut berperan sebagai pengarah (Moderator). Sebagai Moderator guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran
Dalam hal ini guru hendaknya menjaga agar tidak terjadi penyimpangan – penyimpangan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Kegiatan yang dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa, diantaranya :
1). Menyampaikan tujuan pada awal kegiatan pembelajaran.
a. Menandai dengan cermat perubahan – perubahan yang terjadi
dalam pembahasan atau kegiatan kelompok. Apabila terjadi penyimpangan, guru hedaknya mengarahkan siswa agar kembali ke tujuan semula.
b. Merangkum hasil pembahasan atau diskusi / kerja kelompok pada tahap-tahap tertentu sebelum dilanjutkan pada tugas berikutnya.
2). Memberikan kesempatan berpartisipasi
Dalam kegiatan kelompok atau tanya jawab, tidak jarang terjadi monopoli pembicaraan atau kegiatan oleh seorang atau beberapa siswa. Agar pembahasan atau kegiatan kelompok merupakan hasil semua siswa, semua harus terlibat dan mendapat kesempatan kepada semua siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi, diantaranya :
a. Memancing urun siswa yang pendiam dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tersebut secara bijaksana.
b. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak.
c. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka monopoli pembicaraan.
d. Mendorong siswa untuk saling mengomentari pendapat lain.
3). Peran guru sebagai Penilai ( Evaluator )
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran oleh siswa, guru hendaknya melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan tugas guru sebagai penilai atau evaluator. Dalam memainkan peranannya sebagai penilai, guru dituntut untuk melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai tujuan yang telah dirumuskan atau belum. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap proses belajar yang dilakukan siswa. Menilai kemampuan siswa tidak hanya dilakukan melalui tes tetapi juga dapat melalui tugas atau pekerjaan rumah.
Disamping guru menilai keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru juga harus menilai keefektifan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Melalui evaluasi ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Pada pelaksanaan evaluasi formatif, yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau pada akhir pembelajaran, dapat diketahui bahwa tidak semua siswa menguasai materi pelajaran pada waktu yang bersamaan. Ada siswa yang telah mencapai kreteria keberhasilan yang telah ditetapkan, ada juga siswa yang belum mencapai kreteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
4). Peran guru sebagai Pembimbing
Siswa yang belum mencapai kreteria keberhasilan yang ditetapkan memerlukan bantuan guru untuk mencapai target yang diharapkan. Guru perlu membantu kelompok siswa ini karena masalah - masalah yang
dihadapisiswa tersebut akan menghambat proses belajar berikutnya apabila tidak segera diatasi. Disinilah peran guru sebagai pembimbing dibutuhkan. Dalam melaksanakan peranannya sebagai pembimbing, guru dituntut untuk mengamati dan mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa dan berusaha untuk memecahkan masalahnya sendiri.
5). Peran guru sebagai Organisator
Agar kegiatan pembelajaran berlangsung lancar dan sesuai dengan tujuan, guru hendaknya mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru berperan sebagai organisator. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru sebagai organisator, diantaranya :
a. Memberikan orientasi tentang tujuan, tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran
b. Melaksanakan kegiatan yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan alokasi waktu yang tersedia
c. Mengorganisasikan siswa sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Memonitor kegiatan yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran sehingga guru akan selalu siap membantu apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.
e. Mengakhiri suatu kegiatan dengan menyimpulkan tentang hasil belajar yang dicapai.
6). Pesan guru sebagai Manajer
Sebagai manajer guru harus menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terciptanya pembelajaran yang evektif. Oleh karena itu tugas utama guru sebagai manajer adalah memotivasi siswa yang kurang memliki motivasi belajar sehingga mereka terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam memainkan peranannya sebagai manajer. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam kaitannya dengan memotivasi siswa belajar ( Wright, 1991. dalam modul; Belajar dan Pembelajaran 2, hal 5.28 )
a. menunjukan sikap yang positif.
b. Memberikan tugas atau kegiatan yang bermakna, sesuai, dan menarik bagi siswa.
c. Menunjukan semangat belajar.
d. Menerapkan disiplin secara fleksibel sehingga tercipta situasi pembelajaran yang efektif.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif berbagai kegiatan yang menurut komunikasi antar siswa dan melakukan kerja sama.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai diri sendiri.
g. Memberikan balikan positif terhadap hasil kerja siswa
h. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh kebanggaan dari hasil kerjanya.
Itulah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam melaksanakan perannya sebagai manager pembelajaran. Dari uaraian diatas tampak bahwa peran yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan manajer dalam pembelajaran berkaitan satu sama lain. Peran yang satu menunjang bahkan merupakan persyaratan bagi pelaksanaan peran yang lain. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu memainkan peran-peran tersebut secara utuh.


B. Prestasi Belajar
Keberhasilan pembelajaran ditunjukan dengan dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Kita mengakui bahwa salah satu faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Dalam kenyataannya banyak kendala yang harus dihadapai oleh guru maupun siswa untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, khususnya did lam kelas pada proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu guru harus lebih kreatif dan inovatif serta mencari alternatif pemecahan untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan dari kurikulum tersebut.
C. Aktivitas Belajar
Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa. Berkenan dengan itu, materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat. Perhatian siswa akan kurang atau bahkan hilang apabila materi pelajaran yang dibahas dengan cara monoton. Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan berbagai metode dan media yang bervariasi agar siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar interaksi antara guru dengan siswa sangatlah penting. Karena jika intraksi itu berhasil maka siswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat mempengaruhi prestasi belajar, apabila siswa aktif mengikuti proses pembelajaran maka prestasi akan tinggi tapi sebaliknya, jika siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maka prestasi belajar akan rendah.
Selain itu sesuai dengan prinsip Carpenter dan Edgar Dale yang mengemukakan pentingnya alat peraga dalam proses belajar mengajar. Karena alat peraga yang menarik membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
D. Metode
Kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar adalah alat untuk memotifasi ekstrinsik, strategi pengajaran dan alat untuk mencapai tujuan .
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran meliputi meliputi nilai strategi metode, efektifitas penggunaan metode pentingnya pemilihan dan penentuan metode , dan faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan metode yang ,meliputi : siswa didik, tujuan , situasi fasilitas dan guru. Macam –macam metode mengajar adalah :
1. Metode Eksperimen
Meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa menggunakan metode Eksperimen dan rangkaian listrik merupakan konsep pembelajaran pada mapel IPA yang dilakukan dengan langkah-langkah percobaan, pengamatan kemudian menarik kesimpulan. Metode eksperimen ini dapat diartikan sebagai metode percobaan yang pelaksanaannya memakai benda-benda kongkrit sehingga siswa tidak ferbalisme.
1). Kelebihan
Setiap metode pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan . Salah satu diantaranya adalah metode eksperimen mempunyai aspek tersebut. Seperti yang telah dikatakan oleh Yusuf dan Saiful Anwar ( 1997: 66 )Kelebihan eksperimen yaitu :
1) Didalam waktu yang tidak lama, siswa dapat mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
2) Siswa mendapatkan pengetahuaqn praktek dan mencoba sehingga mampu berfikir kritis .
3) Siswa dapat membiasakan belajar siswa yang kontinyu dan disiplin diri, dan belajar mandiri
4) Siswa yang kurang memahaminya bisa paham , karena dilakukan dengan mencoba / eksperimen .
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan,bahwa
kenyataanya , metode eksperimen mempunyai peran yang sangat penting didalam proses pembelajaran . Terutama pada ketrampilan siswa didalam waktu yang tidak lama siswa bisa mengerti dan bisa lancar serta siap dimanfaatkan dalam waktu yang singkat.
2). Kekurangan
Team kurikulum Dikdaktik Metode Kurikulum IKIP Surabaya (1981 : 45-46 ) salebeting dikdaktik metodik kurikulum PMM. Mengemukakan :
Kekurangan metode eksperimen diantaranya adalah kesiapan alat peraga yang lengkap untuk memenuhi semua kelompok .Serta kemampuan guru dalam menguasai metode eksperimen , sehingga pada saat melakukan percobaan tidak menemuhi hambatan / gagal
2. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses , situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan . Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna . juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperhatikan selama pelajaran berlangsung. Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu,proses membuat suatu, proses kinerjanya sesuatu, proses mengerjakannya atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan cara atau dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran umum
3.Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode Tanya jawab adalah metode yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah


4. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih menurut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran . Apa lagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti dipedesaan, daerah yang kekurangan fasilitas.






E. Media
Kata “ media “ berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “ medium “ yang secara harfiah berarti “ perantara atau pengantar “ . Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran akan sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit dan komplek
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang memerlukan alat bantu
Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan.
Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana, misal : disekolah, halaman, rumah, lingkungan sekitar dan sebagainya. Udin Sarifudin dan Winataputra ( 1994 : 65 ) mengelompokkan sumber-sumber belajar menadi lima kategori, yaitu manusia, buku atau perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan . Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan terdapat atau asal untuk belajar seseorang .
Macam-macam media yaitu :
1. Dilihat dari jenisnya, dibagi ke dalam :
a. Media auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara
saja , seperti radio, cassette recorder, piringan hitam dan sebagainya .
b Media fisual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan
saja,seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan sebagainya
c. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
gambar, seperti : video casse, vcd, dan sebagainya .
Gambar, seperti : video caseet,vcd dan sebagainya.
2. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi kedalam :
a. Media dengan daya liput luas dan serentak, misal :radio dan televise
b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
c. Media untuk pengajaran individual
3. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi kedalam :
a. Media sederhana
b. Media komplek

















BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian
1. Alokasi
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas VI di SD Negeri 04 Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Jumlah siswa di SD Negeri 04 Pagergunung sebanyak 111 siswa dengan perincian siswa laki-laki 46 anak dan perempuan sebanyak 65 anak. Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar (kelompok belajar) dilakukan pada pagi hari masuk pukul 07.00 dan jumlah guru sebanyak 11 orang yang terbagi atas 6 guru kelas, satu orang guru mata pelajaran Pendidikan Islam dan BTQ ( Baca Tulis Qur’an ), satu guru Penjaskes, satu guru Bahasa Inggris, tenaga pendidikan lainnya, satu Kepala Sekolah dan satu penjaga sekolah.
Tempat : SD Negeri 04 Pagergunung Kecamata Ulujami
Kabupaten Pemalang.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Waktu : Tanggal, 9 dan 16 Februari 2010
Kelas : VI ( enam )
Siklus : Selasa, 9 februari 2010, pukul 07.00 – 08.40
Fokus Perbaikan : Siswa mampu menguasai materi pokok
Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
Siklus II : Sabtu, 16 Februari 2010, pukul 07.30 – 08.40

24
Fokus Perbaikan : Siswa mampu menguasai materi pokok
Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik

2. Karakteristik Siswa
Karakter siswa di SD Negeri 04 Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, dengan jumlah keseluruhan 111 anak. Untuk siswa kelas VI yang digunakan dalam uji coba pelaksanaan pembelajaran dengan tema meningkatkan kreatifitas siswa tentang Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Eksperimen dan media Rangkaian Listrik sejumlah 19 anak. Karakter masing-masing siswa berbeda, akan tetapi kebanyakan karakter siswa kelas VI sulit untuk diajak belajar oleh karena itu penulis menggunakan media Rangkaian Listrik agar siswa minat / tertarik untuk mengikuti pelajaran IPA apalagi pelajaran IPA menyenangkan karena sering melakukan percobaan.
3. Karakter Lingkungan
Untuk karakter lingkungan disekitar SD Negeri 04 Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang termasuk berada di wilayah perkotaan, dan satu kompleks dengan SD lainnya, karena lokasinya berdampingan dengan SD Negeri 02, 03. maka SD Negeri 04 kalah saing dalam perikrutan murid dengan kata lain siswa SD 04 lebih sedikit disbanding SD lainnya, namun kesemangatan belajar pada siswa sangat tinggi.


B. Deskripsi Per-Siklus
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan melibatkan teman sejawat yaitu Wuri Setiani dan Supervisor Drs.Sholikhul Waji.
1. Mata Pelajaran IPA Pra Siklus
a. Perencanaan
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah
2. Membuat rencana Pembelajaran
3. Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat
4. Melaksanakan rencana pembelajaran
5. Mengadakan dialog dengan teman sejawat
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
a. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi yang akan
dibahas.
b. Manyampaikan pokok materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti ( + 50 menit )
a. Guru menjelaskan tentang sumber energi listrik
b. Guru memberi contoh kegunaan energi listrik
c. Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok
d. Guru menyuruh siswa untuk melakukan diskusi kelompok
e. Secara klaskal siswa bersama guru menyimpulkan tentang
Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
3. Kegiatan Akhir ( + 15 menit )
a. Siswa mengerjakan tes
b. Siswa dan guru mengoreksi tes
c. Guru menganalisa hasil tes
c. Pengamatan (Observasi)
Fokus Observasi
1. Peningkatan prestasi belajar melalui metode Eksperimen
2. Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui penggunaan rangkaian listrik ; tidak ada
3. Penyediaan buku sumber : ada tetapi tidak lengkap
4. Penyediaan alat peraga ; ada tetapi kurang relevan
5. Penyampaian informasi awal tentang materi yang dibahas; ada
6. Pelaksaan aperepsi ; ada
7. Penggunaan alat peraga secara optimal; tidak optimal
8. Penggunaan metode yang bervariasi; ya bervariasi, tetapi kurang relevan dengan materi.
9. Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran; tidak ada
10. Pelaksaan Evaluasi; ada
11. Menilai hasil evaluasi; ada
12. Menganalisa nilai hasil evaluasi; ya ada
d. Refleksi
Setelah dilakukan analisis refleksi terhadap perolehan hasil perbaikan pada pra siklus ternyata pelaksanaan pembelajaran masih terdapat kelemahan antara lain :
1. Penjelasan materi pelajaran kurang sistematis
2. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi
yang belum jelas
3. Kurang memberikan motivasi kepada siswa.
4. Penggunaan metode yang kurang tepatsehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
5. Penggunaan alat peraga yang kurang relevan sehingga aktivitas siswa dalam belajar enggan.
6. Siswa tidak antusias dan tertarik untuk belajar.
7. Tidak ada langkah-langkah percobaan
Dilihat dari perolehan tes ternyata terdapat banyak 19 siswa yang nilainya dibawah standar ketuntasan minimal. Artinya sebanyak 58 % siswa belum tuntas dalam belajar. Oleh karena itu penulis memutuskan mengadakan perbaikan pada siklus I, dengan memfokuskan pada penyampaian materi pelajaran yang lebih sistematis, penggunaan metode yang lebih tepat dan bervariasi, penggunaan alat peraga yang relefan sehingga menarik perhatian siswa, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas, dan lebih banyak memberi motivasi kepada siswa agar aktivitas siswa dalam belajar materi IPA tinggi
2. Mata Pelajaran IPA Siklus I
a. Perencanaan
1. Meminta izin Kepala Sekolah
2. Membuat rencana Pembelajaran
a. Tujuan Perbaikan
1). Meningkatkan Prestasi belajar perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
2). Meningkatkan aktivitas belajar anak dengan alat peraga
Rangkaian listrik.
b. Kegiatan Perbaikan
Langkah – langkah perbaikan
1. Kelmpok A dan B melakukan percobaan tentang Energi gerak menjadi energi listrik
2. Kelompok C dan D melakukan percobaan tentang perubahan energi listrik menjadi energi cahaya.
3. Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat
4. Melaksanakan rencana pembelajaran
5. Mengadakan dialog dengan teman sejawat
6. Konsultasi dengan supervisor
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
a. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi yang akan
dibahas.
b. Menyampaikan pokok matri yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti ( + 50 menit )
a. Guru menjelaskan tentang perpindahan dan perubahan energi listrik
b. Guru membentuk kelompok sendiri dari 4 – 5 siswa
c. Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan rangkaian listrik secara kelompok.
d. Guru menuruh siswa untuk diskusi kelompok
e. Secara klasikal siswa dengan guru membuat kesimpulan.
c. Pengamatan ( Observasi )
Fokus Observasi :
1. Peningkatan prestasi belajar melalui metode Eksperimen
2. Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui penggunaan rangkaian listrik
3. Penyediaan buku sumber; ada lengkap
4. Penyediaan alat peraga; ada
5. Penyampaian informasi awal tentang materi yang dibahas; ada
6. Pelaksanaan apresepsi; ada
7. Penggunaan alat peraga secara optimal; ya ada
8. Penggunaan metode yang bervariasi; ya
9. Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran; ya
10. Pelaksanaan Evaluasi; ya
11. Menilai hasil Evaluasi; ya
12. Menganalisa nilai hasil evaluasi; ya ada
d. Refleksi
Setelah dilakukan analisa refleksi terhadap perolehan hasil perbaikan pada siklus I ternyata pelaksanaan pembelajaran masih terdapat beberapa kelemahan antara lain :
1. Penjelasan materi pelajaran kurang sistematis
2. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas
3. Kurang memberikan motivasi kepada siswa.

Dilihat dari hasil perolehan tes ternyata masih ada 4 siswa yang nilainya dibawah standar ketuntasan minimal. Artinya sebanyak 21 % siswa belum tuntas dalam belajar. Oleh karena itu penulis masih menganggap bahwa masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Sehingga penulis memutuskan untuk mengadakan perbaikan di siklus II dengan memfokuskan pada penyampaian materi pelajaran yang lebih sistematis, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas, serta banyak melakukan percobaan.
3. Mata Pelajaran IPA Siklus II
a. Percobaan
1. Meminta izin kepada Kepala Sekolah
2. Membuat rencana pembelajaran
a. Tujuan Perbaikan
1). Meningkatkan prestasi belajar perpindahan dan perubahan energi
listrik.
2). Meningkatkan aktivitas belajar anak dengan alat peraga
Rangkaian listrik
b. Kegiatan perbaikan
1). Langkah-langkah perbaikan siswa mwlakukan percobaan secara
Kelompok.
3. Kelmpok A dan B melakukan percobaan tentang Energi gerak menjadi energi listrik
4. Kelompok C dan D melakukan percobaan tentang perubahan energi listrik menjadi energi cahaya
3. Menghubungi teman sejawat untuk menjadi pengamat
4. Melaksanakan rencana pembelajaran
5. Mengadakan dialog dengan teman sejawat
6. Konsultasi dengan supervisor
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
a. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi yang
akan dibahas.
b. Menyampaikan pokok matri yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti ( + 50 menit )
a. Guru menjelaskan tentang perpindahan dan perubahan energi listrik
b. Guru membentuk kelompok sendiri dari 4 – 5 siswa
c. Guru menyuruh siswa untuk melakukan percobaan dengan
menggunakan rangkaian listrik secara kelompok.
d. Guru menuruh siswa untuk diskusi kelompok
e. Secara klasikal siswa dengan guru membuat kesimpulan.
3. Kegiatan Akhir ( + 15 menit )
a. Siswa mengerjakan tes
b. Siswa dan guru mengoreksi tes
c. Guru menganalisa hasil tes
c. Pengamatan ( Observasi )
Fokus Observasi :
1. Peningkatan prestasi belajar melalui metode Eksperimen
2. Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui penggunaan rangkaian listrik
d. Refleksi
Setelah dilakukan analisa refleksi terhadap perolehan hasil perbaikan pada siklus II ternyata pelaksanaan pembelajaran masih terdapat beberapa kelemahan antara lain :
1. Penjelasan materi pelajaran kurang sistematis
2. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas
3. Guru cukup baik memberikan motivasi kepada siswa
4. Penggunaan alat peraga sudah baik dan optimal, sehingga aktivitas siswa dalam belajar tinggi
5. Penggunaan metode sudah tepat dan bervariasi, sehingga prestasi siswa dalam belajar tinggi
Dilihat dari hasil perolehan tes tidak ada siswa yang nilainya dibawah standar ketentuan minimal. Sedangkan hasil perolehan tes diatas KKM ada 19 siswa ( 100 % ) siswa dalam belajar. Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran IPA Siklus II sudah sangat baik dan memuaskan.





BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Prestasi Belajar Siswa
Dalam penelitian ini data diperoleh dari observasi dan tes siswa sebagai gambaran prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan energi listik. Nilai tersebut diambil dari sebelum dan sesudah tindakan perbaikan pembelajaran, melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran tes awal, siklus pertama, dan kedua dapat penulis sajikan table berikut.:
Tabel 1.1 Nilai rata-rata prestasi belajar siswa

Jumlah siswa
Nilai rata-rata prestasi siswa

Keterangan

19
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

IPA
70,60
76,15
80,00
Data terlampir

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dikelas VI semester 2 pada SD Negeri 04 Pagergunung Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2009 / 2010 diperoleh data sebagai berikut :



34
Tabel 1.2 Rekapitulasi nilai prestasi belajar siswa

Nilai
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100 Nilai
Rata-rata
%
Pra Siklus - - - - 2 2 7 7 1 - 70,60 42
Siklus I - - - - - 4 - 12 3 - 76,15 79
Siklus II - - - - - - - 11 7 1 80,00 100

Tabel 1.3 Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa Dalam KBM
Mata Pelajaran: IPA
Materi Pokok : Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
Kelas : VI SD Negeri 04 Pagergunung
No Nama Siswa Nilai sebelum PTK Siklus I Siklus II Jumlah Rata-rata
1 Rohmat 70 80 80 230 76,67
2 Sifa Azizah 60 60 80 200 66,67
3 Diah Ayu P 60 60 80 200 66,67
4 Wilda Rusdiana 70 80 80 230 76,67
5 Juminah 70 80 80 230 76,67
6 Tri Mulyaningsih 70 80 80 230 76,67
7 Indriana 80 90 90 260 86,67
8 Moh. Alfin Ni’am 80 90 90 260 86,67
9 Unca Ukir SKJS 70 80 80 230 76,67
10 Regita Ayuningtyas 80 80 90 250 83,33
11 Rizki Elizah 70 80 80 230 76,67
12 Rizal Ufani 70 80 80 230 76,67
13 Safurkon 80 80 90 250 83,33
14 Safrudin Taryanto 80 80 90 250 83,33
15 Siti Rokhimah 80 80 90 250 83,33
16 Santi 50 60 80 190 63,33
17 Udkhul Khoeriyah 50 60 80 190 63,33
18 Yunitasari 90 90 100 280 93,33
19 Daranayanti 80 80 90 250 83,33
Jumlah Nilai 1360 1470 2510 5340 1786
Rata – rata 70,60 76,15 80,00 226,75 75,58
Tuntas 8 15 19
Tidak Tuntas 11 4 -
% Tuntas 42 79 100
% Tidak Tuntas 58 21 -

2. Aktivitas Belajar Siswa
Dalam penelitian ini data diperoleh dari observasi dan tes siswa sebagai gambaran aktifitas belajar yang dicapai dalam mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan energi listik. Nilai tersebut diambil dari sebelum dan sesudah tindakan perbaikan pembelajaran, melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran tes awal, siklus pertama, dan kedua dapat penulis sajikan table berikut.:
Tabel 1.4 Aktivitas Siswa dalam belajar


No

Siklus
Aktivitas Siswa

Jumlah
Aktif % Sedang % Pasif %
1 Pra Siklus 5 25 5 25 9 50 19
2 Siklus I 13 65 3 17,5 3 17,5 19
3 Siklus II 17 40 1 5 1 5 19
Jumlah 35 9 9 57

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktifitas belajar siswa, pada mata pelajaran IPA dikelas VI semester 2 pada SD Negeri 04 Pagergunung, Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2009 / 2010 diperoleh data sebagai berikut :





Tabel 1.5 Data Aktifitas Belajar Siswa Dalam KBM
Pra Siklus
Mata Pelajaran: IPA
Materi Pokok : Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
Kelas : VI SD Negeri 04 Pagergunung


No

Nama Siswa
Aktifitas Siswa


Aktif
%
Sedang
%
Pasif
%

1 Rohmat 5,26
2 Sifa Azizah 5,26
3 Diah Ayu P 5,26
4 Wilda Rusdiana 5,26
5 Juminah 5,26
6 Tri Mulyaningsih 5,26
7 Indriana 5,26
8 Moh. Alfin Ni’am 5,26
9 Unca Ukir SKJS 5,26
10 Regita Ayuningtyas 5,26
11 Rizki Elizah 5,26
12 Rizal Ufani 5,26
13 Safurkon 5,26
14 Safrudin Taryanto 5,26
15 Siti Rokhimah 5,26
16 Santi 5,26
17 Udkhul Khoeriyah 5,26
18 Yunitasari 5,26
19 Daranayanti 5,26

JUMLAH
5
26,32
5
26,32
9
47,34






Tabel 1.6 Data Aktifitas Belajar Siswa Dalam KBM
Siklus I
Mata Pelajaran: IPA
Materi Pokok : Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
Kelas : VI SD Negeri 04 Pagergunung


No

Nama Siswa
Aktifitas Siswa


Aktif
%
Sedang
%
Pasif
%

1 Rohmat 5,26
2 Sifa Azizah 5,26
3 Diah Ayu P 5,26
4 Wilda Rusdiana 5,26
5 Juminah 5,26
6 Tri Mulyaningsih 5,26
7 Indriana 5,26
8 Moh. Alfin Ni’am 5,26
9 Unca Ukir SKJS 5,26
10 Regita Ayuningtyas 5,26
11 Rizki Elizah 5,26
12 Rizal Ufani 5,26
13 Safurkon 5,26
14 Safrudin Taryanto 5,26
15 Siti Rokhimah 5,26
16 Santi 5,26
17 Udkhul Khoeriyah 5,26
18 Yunitasari 5,26
19 Daranayanti

JUMLAH
13
65
3
17,5
3
17,5






Tabel 1.7 Data Aktifitas Belajar Siswa Dalam KBM
Siklus II
Mata Pelajaran: IPA
Materi Pokok : Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik
Kelas : VI SD Negeri 04 Pagergunung


No

Nama Siswa
Aktifitas Siswa


Aktif
%
Sedang
%
Pasif
%

1 Rohmat 5,26
2 Sifa Azizah 5,26
3 Diah Ayu P 5,26
4 Wilda Rusdiana 5,26
5 Juminah 5,26
6 Tri Mulyaningsih 5,26
7 Indriana 5,26
8 Moh. Alfin Ni’am 5,26
9 Unca Ukir SKJS 5,26
10 Regita Ayuningtyas 5,26
11 Rizki Elizah 5,26
12 Rizal Ufani 5,26
13 Safurkon 5,26
14 Safrudin Taryanto 5,26
15 Siti Rokhimah 5,26
16 Santi 5,26
17 Udkhul Khoeriyah 5,26
18 Yunitasari 5,26
19 Daranayanti 5,26

JUMLAH
17
89,48
1
5,26
1
5,25






B. Pembahasan Per Siklus
Berdasarkan hasil analisis dan hasil diskusi dengan teman sejawat, PTK yang telah dilaksanakan menunjukan adanya kemajuan baik dari aspek guru maupun aspek siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes yang diperoleh siswa sejak pra siklus, siklus I, siklus II, mengalami kenaikan yang signifikan. Pada pra Siklus untuk pelajaran IPA diperoleh jumlah nilai 1.36 dengan nilai rata-rata kelas 70,60 pada siklus I diperoleh jumlah nilai 1.470 dengan nilai rata-rata kelas 76,15 dan pada siklus II diperoleh jumlah nilai 2.510 dengan nilai rata-rata kelas 8,,00. Aktivitas belajar siswa mengalami kenaikan juga. Pada pra siklus 42 % Siklus I 79 % Siklus II 100 %. Dengan demikian jika dilihat dari kenaikan rata-rata kelas menunjukan peningkatan nilai prestasi dan aktivitas belajar siswa yang signifikan.
Berdasarkan data yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II, kami diskusikan dengan teman sejawat dan supervisor. Dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kemajuan jumlah siswa yang mencapai standar minimum ketuntasan belajar atau yang mendapat nilai 75 keatas untuk mata pelajaran IPA materi pokok Perpindahan dan Perubahan Energi Listrik adalah sebagai berikut :
a. Tahap awal atau sebelum perbaikan pembelajaran terdapat 11 siswa yang belum memnuhi Standar Ketuntasan Minimum.
b. Terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I terdapat 4 siswa yang belum memnuhi Standar Ketuntasan Minimum.
c. Terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus II semua siswa mencapai Standar Ketuntasan Minimum.
Melihat data tersebut diatas sejak awal / sebelum dilakukan perbaikan sampai dengan perbaikan pembelajaran siklus II terdapat peningkatan. Data peningkatan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran dapat pula dilihat pada grafik prestasi belajar dan grafik aktivitas belajar siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pada grafik tersebut terlihat adanya penambahan prosentase pada setiap tahapan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Setelah dianalisis maka hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa dalam pembelajran IPA penggunaan alat peraga,
keterlibatan siswa dalam mengerjakan latihan-latihan soal. Penyajian materi pelajaran yang sistimatis, dan banyak memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas dapat mempengaruhi tingkat penguasaan materi siswa kelas VI sekolah Dasar.
Perubahan yang diharapkan melalui penelitian tindakan kelas adanya perubahan sikap siswa pada waktu kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif memperhatikan guru dan tidak bermain sendiri. Perubahan kognitifnya dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai prestasi belajar sswa. Dan perubahan ketrampilannya adalah siswa telah terampil dalam menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi.
Hasil observasi Penelitian Tindakan Kelas ( TPK ) menunjukan adanya perkembangan yang cukup baik.


Grafik prestasi belajar siswa
% 100
90
80

70

60

50

40

30

20

10

0

Sebelum PTK PTK Siklus I PTK Siklus II

Pada grafik prestasi diatas menunjukan adanya peningkatan. Sebab prestasi siswa sebelum PTK ( Pra Siklus ) siswa yang belum tuntas cukup banyak yaitu 11 anak (58 % ). Setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode eksperimen pada Siklus I masih ada yang belum tuntas namun sedikit yaitu 4 anak ( 21 % ). Setelah dilakukan perbaikan dengan metode eksperimen pada Siklus II ternyata dari 19 siswa tuntas semua.







Grafik Aktivitas siswa dalam belajar

% 90
80

70

60

50

40

30

20

10

0

Sebelum PTK PTK Siklus I PTK Siklus II
Pada grafik aktifitas diatas menunjukan adanya peningkatan. Sebab aktifitas siswa sebelum PTK ( Pra Siklus ) siswa yang aktif hanya 5 anak ( 26,32 % ). Setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan media rangkaian listrik pada Siklus I ternyata siswa yang aktif menjadi 13 anak ( 68,42 % ). Setelah dilakukan perbaikan dengan media rangkaian listrik pada Siklus II ternyata ternyata siswa yang aktif menjadi 17 anak ( 89,47 % ).







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan :
a. Melalui percobaan tentang perpindahan dan perubahan energi listrik dengan menggunakan metode Eksperimen siswa mudah mengerjakan so’al sehingga prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan, dengan bukti bahwa nilai prestasi rata-rata kelas sebelum PTK atau pra Siklus adalah 70,60. siswa yang tuntas 8 anak. Setelah diadakan perbaikan Siklus I nilai prestasi rata-rata kelas menjadi 76,15 dan siswa yang tuntas 15 anak. Kemudian adanya peningkatan pada Siklus II yaitu nilai prestasi rata-rata kelas menjadi 80,00 yang tuntas 19 anak ( semua ).
b. Melalui percobaan tentang perpindahan dan perubahan energi listrik dengan menggunakan media Rangkaian listrik, aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pelajaran IPA mengalami peningkatan, karena kegiatan ini melibatkan siswa dan guru secara aktif untuk mengerjakan so’al dengan menggunakan media sehingga dalam proses pembelajaran dapat menarik siswa / menyenangkan, dan siswa juga cukup bersemangat dan berantusias dalam mengerjakan so’al yang telah diberikan guru, dengan bukti aktifitas siswa sebelum PTK atau pra Siklus adalah 5 anak yang aktif, 5 anak yang sedang dan 9 anak yang pasif. Setelah diadakan perbaikan aktifitas siswa pada Siklus I adalah 13 anak yang aktif, 3 anak yang sedang dan 3 anak yang pasif. Siklus II menjadi 17 anak yang aktif 1 anak yang sedang dan sau anak yang pasif.
B. Saran
1. Kepada guru
a. Guru diharapkan melakukan kegiatan pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPA menggunakan metode Eksperimen dan Rangkaian listrik karena dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas belajar siswa.
b. Pada saat pembelajaran berlangsung terutama pada percobaan guru harus
memfokuskan perhatian kepada siswa.
c. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan karakteristik materi yang akan diberikan sehingga dapat menarik perhatian siswa serta dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
d. Guru hendaknya selalu melakukan penelitian tindakan kelas untuk dapat
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya.
2. Bagi Lembaga Sekolah
Sekolah hendaknya menyediakan alat peraga yang memadai agar dapat membantu guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif serta akan membantu siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran yang muaranya juga akan meningkatkan mutu pendidikan disekolah itu.


»»  READMORE...

Entri Populer

free counters